Selasa, 12 Januari 2016

4 Cara Menghidupkan Hati


HATI yang hidup adalah hati yang mengingat nikmat Allah. Orang yang hatinya mati adalah orang yang mati sebelum waktunya. Sebab, hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi.
Agar kita hidup bukan sekadar hidup, maka dibutuhkan kemauan kita untuk selalu me-refresh hati kita agar tidak mati. Berikut faktor-faktor yang dapat menghidupan hati :
1. Mengingat Allah
Faedahnya jelas sekali. Orang yang selalu ingat dan sadar, hatinya tidak akan rusak dan mati. Rasulullah bersabda:
“Perumpamaan orang yang ingat kepada Tuhannya dan orang yang tidak mengingat Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati,” (HR. Bukhari).
2. Mengingat Kematian
Orang yang mengingat kematian akan pendek angannya, banyak amalnya, dan sedikit dosanya. Sa’ia ibn Jubair berkata,” Andai ingatan akan kematian hilang dari hatiku, aku takut hatiku akan rusak,(Lihat Nuzhah al-Fudhala’, I/393-396).
3. Ziarah Kubur
Ini adalah sunnah yang banyak ditinggalkan orang. Tidak sedikit orang saleh yang melupakan sunnah ini, terlebih lagi orang awam. Ziarah kubur adalah cara penting untuk menghidupkan dan mengantarkan hati menuju gerbang kesadaran ukhrawi. Orang-orang salaf sangat mengutamakan ini.
Perhatiakan saja Shafwan ibn Salim. Suatu hari ia mengunjungi pemakaman Baqi’. Ketika melihat Shafwan ibn Salim, seorang saleh mengikutinya seraya berkata di dalam hatinya,”Aku akan melihat apa yang ia lakukan.”
Lelaki saleh itu mengisahkan,”Shafwan duduk di hadapan sebuah makam. Ia terus menangis sampai aku merasa iba dan menyangka bahwa kuburan itu adalah kuburan keluarganya. Pada hari berikutnya, ia kembali melintas di hadapanku. Aku lantas mengikutinya. Ternyata ia bersimpuh di hadapan kuburan lain dan melakukan hal yang sama dengan yang dia lakukan kemarin.
Apa yang kulihat lantas aku ceritakan kepada Muhammad ibn al-Munkadir,’Apakah itu kuburan keluarganya:’ tanyaku. Muhammad berkata,”Semua mayat yang ada di kuburan adalah keluarganya. Ia adalah lelaki yang menggerakan hatinya, ketika mulai keras, dengan mengingat kematian.”
4. Mengunjungi dan Memperhatikan Kegiatan Orang-orang Saleh
Kegiatan ini sangat bermanfaat. Namun, jika seseorang tidak dapat melakukan itu, ia dapat mengunjungi orang-orang saleh di dalam buku-buku yang menceritakan kisah hidup mereka. Ini juga sangat baik untuk dilakukan.
Ja’far ibn Sulaiman berkata,”Jika aku merasa hatiku mulai keras, aku keluar dari rumah untuk memandang wajah Muhammad ibn Wasi’. Seolah-olah ia adalah anakku yang hilang.
Setiap orang harus selalu menjaga hatinya agar tidak dihinggapi bisikan dan kejahatan hati, seperti riya dan syirik. Abu Hafsh al-Nisaburi berkata,”Aku menjaga hatiku selama dua puluh tahun, lalu ia pun menjagaku selama dua puluh tahun.”
Oleh karena itu, setiap orang hendaknya mewaspadai hal-hal yang merusak hati. Waallahu’alam []
Sumber: Buku Saku Ibadah Hati. Dr. Muhammad Musa al-Shareef. Jakarta: Penerbit Zaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar