Senin, 04 Januari 2016

Mengapa Memilih Open Source?



Saat ini banyak sekali orang menggunakan perangkat TIK, tetapi ada satu hal yang cukup mengganggu, yakni sebagian besar aplikasi yang dipakai umumnya ilegal, alias "bajakan". Kenyataan ini tidak dapat dihindari dengan alasan bahwa mereka tidak mampu membeli aplikasi legal dengan harga yang mahal. Untuk menghapus kebiasaan buruk tersebut, sudah banyak yang mengkampanyekan open source sebagai solusi dari berbagai tindak pembajakan aplikasi.
Menurut istilah, Open Source adalah program komputer (Software) yang tersedia kode sumbernya dalam file program atau dalam file terpisah. Aplikasi open source adalah program komputer yang lisensinya memberi kebebasan kepada pengguna dalam menjalankan program tersebut untuk apa saja, mempelajari dan memodifikasi program tersebut, dan mendistribusikan penggandaan program asli atau yang sudah dimodifikasi tanpa harus membayar royalti kepada pembuat sebelumnya.
Sehingga jika para pembuat aplikasi dapat mempelajari, mendistribusikan ulang, dan mengubah perangkat lunak tersebut, maka perangkat lunak itu akan berkembang. Inilah yang disebut masyarakat mengembangkannya, mengaplikasikannya, dan memperbaiki kelemahannya. Dari kita, oleh kita dan untuk kita bersama.
Lantas apa pentingnya kita menggunakan aplikasi open source?
Bagi pengguna open source banyak sekali kelebihan yang bisa kita ambil. Pertama, dengan menggunakan open source kita dapat mengurangi total biaya kepemilikan atau TCO (Total Cost of Ownership) lebih rendah daripada TCO produk proprietary. Total biaya kepemilikan itu mencakup biaya pengadaan (termasuk jika ada biaya lisensi), biaya pemasangan, biaya perawatan atau maintenance (termasuk biaya update atau upgrade), biaya pelatihan, dan lain-lain.
Kedua, dengan menggunakan open source kita juga bisa mendapatkan keamanan (security) lebih baik. Seperti yang kita tahu bahwa kode sumber aplikasi open source sudah terdapat di internet, jadi kita dapat mengetahui semua kode kodenya, jadi tidak ada kode kode rahasia yang bisa membuat komputer kita tidak aman dan contoh yang lainnya kita dapat menggunakan fitur hak akses pada linux, kita dapat mengatur hak akses pada file file atau dokumen dokumen yang kita inginkan, contohnya kita bisa memberikan hak akses read, write, dan execute hanya pada user kita saja, sedangkan untuk yang lain bisa kita batasi hak aksesnya.
Ketiga, yakni standar terbuka dan tidak bergantung vendor, yaitu dengan memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada pengguna, baik individu, perusahaan, atau pemerintahan. Pengguna dapat berganti paket software, berganti platform, atau vendor yang berbeda, tanpa menimbulkan masalah. Standar proprietary yang biasanya bersifat rahasia mengunci pengguna untuk menggunakan software hanya dari sebuah vendor.
Selanjutnya keempat, kita dapat mengurangi ketergantungan impor, dengan kita mengurangi produk produk impor dari luar negeri, sehingga kita dapat membuat berbagai aplikasi dari negeri kita sendiri sehingga dapat menghemat devisa negara.
Dan terakhir, open source dikenal dengan ketersediaan dan kestabilannya (tidak mudah hang atau minta restart). Ada banyak cerita anekdot, bahwa server open source bekerja baik bertahun-tahun tanpa minta perawatan khusus. Terdapat beberapa studi yang terkait hal itu yakni pada 1999, Zdnet menjalankan pengujian reliabilitas selama 10 bulan antara Red Hat Linux, Caldera Open Linux, dan Microsoft Windows NT Server 4 SP3. Ketiga server menggunakan perangkat keras yang identik dengan memberikan layanan atau fungsi print server, web server, dan file server. Hasilnya, server NT hang atau crash setiap 6 minggu, tapi tidak ada satu pun server Linux yang hang atau crash selama 10 bulan pengujian.
Lalu uji beban dengan pengujian secara acak telah dilakukan terhadap tujuh sistem komersial dan sistem GNU/Linux pada 1995. Hasilnya, sistem komersial memiliki kegagalan rata-rata sebesar 23%, sedangkan sistem Linux hanya 9%. Utilitas GNU (perangkat lunak yang dihasilkan projek GNU) gagal hanya 6%. Beberapa tahun kemudian, studi lanjutan menemukan bahwa kegagalan yang terjadi dalam sistem FOSS dapat teratasi, namun tidak demikian dengan perangkat lunak proprietary karena tidak bisa menyentuh kode sumber-nya. Created by Muhammad Abdul Karim
Sumber: Rusmanto, Diktat Kuliah Pengantar Open Source dan Aplikasi, STT NF, 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar